Laman

Naskah Pidato Sambutan Presiden Suharto pada Peringatan Maulid Nabi saw 1968

Biro Naskah Pidato - Berikut ini transkrip pidato sambutan Presiden Republik Indonesia, Bapak Alm. Suharto, pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad saw. yang diselenggarakan di Istana Negara pada 11 Juni 1968.  
 

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN

PADA HARI PERINGATAN MAULID NABI BESAR MUHAMMAD S.A.W
PADA TANGGAL 11 DJUNI 1968
DI
ISTANA NEGARA


-----------------------


Para hadirin yang terhormat;
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh;

Segala pudji sjukur kita pandjatkan ke hadirat Allah S.W.T, jang telah memberikan rachmat jang sangat besar kepada ummat manusia dengan lahirnja dan diutus-Nja seorang Rasul, jaitu Nabi Besar Muhammad S.A.W., dengan diberi-Nja petundjuk-petundjuk jang benar bagi ummat manusia.

Kita semuanja telah memahami sedalam-dalamnja siapa Nabi Muhammad, bagaimana perdjoangannja dan apa hasil perdjoangannja. Kekurangan kita jang terbesar adalah meneruskan perdjoangan jang telah dirintis oleh Nabi Besat kita itu. Meneruskan perdjoangan Nabi Besar Muhammad berarti mentjontoh suri tauladan dan amal perbuatan jang telah dilakukannja, baik dalam pergaulan manusia sebagai pribadi maupun dalam pergaulan masjarakat dalam arti jang luas.

Sebagai ummat Islam, kita jakin akan kebenaran keseluruhan adjaran Islam jang bersumber kepda Qur'an dan Hadist. Kejakinan akan kebenaran adjaran Islam itu berarti djuga kejakinan kita bahwa adjaran Islam berlaku untuk segala djaman bagi seluruh ummat. Oleh karena itu dalam mengetrapkan adjaran-adjaran Islam, kita djuga harus dapat melaksanakannja dalam djaman kemadjuan; lebih-lebih oleh karena Islam sendiri merupakan agama kemadjuan. Mengetrapkan ajaran Islam dalam djaman kemadjuan ini, tidak berarti bahwa kita meninggalkan kemurnian adjaran Islam; malahan sebaliknja dengan adjaran Islam itulah kita harus dapat memadjukan perkembangan masjarakat kita.

Sedjarah telah mentjatat bahwa dengan adjaran Islam itu Nabi Muhammad telah merombak dunia, jaitu dari masjarakat djahilia menudju masjarakat imaniah jang penuh keadilan. Memperbaiki dunia dan memadjukan masjarakat inilah jang merupakan salah satu tugas besar ummat Islam jang masih harus kita selesaikan.

Sebagai ummat Islam, kita hendaknja menjadari, bahwa Islam bukan hanja mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan djuga mengatur hubungan kemasjarakatan.

Islam diturunkan oleh Tuhan djustru untuk memperbaiki dan memadjukan kehidupan ummat manusia, baik kehidupan batin maupun kehidupan lahir; baik bagi manusia sebagai pribadi maupun dalam kehidupan bermasjarakat.

Dalam hubungan ini, maka sangat keliru apabila orang mentjoba mempertentangkan kepentingan-kepentingan agama dan kepentingan kehidupan kita sebagai Bangsa.

Dalam amal perbuatan kemasjarakatan, maka Islam djuga mengadjarkan tjinta kepada Tanah-Air, berbakti kepada Negara dan hidup rukun dalam kesatuan Bangsa. Sebagai ummat beragama, kita jakin bahwa kemerdekaan, Bangsa dan Negara Indonesia ini merupakan nikmat karunia Tuhan Jang Maha Esa. Oleh karena itu, merupakan kewadjiban kita semuanja untuk memelihara dan memanfaatkan karunia ini bagi kesedjahteraan kita bersama.

Tuhan mentjiptakan Bangsa Indonesia jang terdiri dari bermatjam-matjam suku, mempunyai adat istiadat dan kebudajaan daerah jang beraneka-ragam, mendiami ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke, mempunjai kekajaan alam jang berlimpah-limpah, pendeknja tidak kurang anugerah Tuhan kepada kita Bangsa Indonesia.

Memanfaatkan nikmat Tuhan jang berupa kekajaan alam Indonesia itu, tidak akan dapat kita tjapai tanpa bekerdja keras melalui pembangunan Nasional, dan pembangunan Nasional itu hanja dapat kita tjapai melalui persatuan dan kesatuan Bangsa....dst (lebih lengkap bisa dilihat pada salinan berikut)

Sumber: suharto.co

Ingin membuat pidato sendiri tetapi masih bingung? Butuh jasa penulisan/penyusunan pidato?
Kami sediakan jasa penyusunan pidato dengan tarif khusus

Berat merogoh kocek?

Silahkan tulis kembali teks pidato yang ada di blog ini dan modifikasi sesuai keinginan. GRATISSS!!!