Laman

Isi Pidato Presiden Sukarno pada Peringatan Maulid Nabi SAW di Istana Negara pada Tahun 1963 (Bagian 1)

Biro Naskah Pidato - Sebagai seorang pemimpin negara beragama Islam, Presiden Sukarno, memberikan sambutannya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perhelatan ini telah menjadi pemikiran Bung Karno, yang selalu teringat dan terngiang, saat kunjungannya ke Kairo. Bahkan, Bung karno sudah mewanti-wanti Menteri Agama ketika itu, Prof. KH. Saifuddin Zuhri, untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan sebaik-baiknya. Berikut Isi Pidato Presiden Sukarno pada Peringatan Maulid Nabi SAW di Istana Negara pada Tahun 1963 tersebut.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saudara-saudara,

Tadi, Bapak Menko Prof. Kyai Saifuddin Zuhri mengatakan bahwa waktu di Paris, saya sedang sibuk-sibuknya memberi amanat dan pimpinan kepada duta besar kita. Pada waktu itu, saya tidak lupa memperingatkan kepada Bapak Saifuddin Zuhri untuk mengadakan perhelatan Maulud Nabi di Istana Negara.

Memang demikian saudara-saudara. Bahkan lebih dulu dari pada itu, di Kairo, kemudian dari Kairo ke Paris. Bahkan di Kairo, tatkala saya nyantol di situ, karena tidak bisa langsung pergi ke Aljazair, tetapi kemudian mengadakan pertemuan yang amat penting dengan Presiden Nasser, Presiden Ayyub Khan, Perdana Menteri Chou En Lai. Di Kairo itu saya tidak berhenti-berhenti ingat. Wah, ini bulan Maulud, ini Bulan Maulid. Kita nanti di Jakarta harus mengadakan Peringatan Maulid yang sebaik-baiknya. 

Maka di Kairo itu saya ingat bahwa Hari Maulid atau Perayaan Hari Maulud sebenarnya bukan suatu hal yang wajib. Kita ini hanya mempunyai dua hari besar islam yaitu hari idul fitri dan idul kurban. Cuma dua itu, hari besar kita. Tetapi sebagai saudara-saudara mengetahui, jaman sekarang, salah satu hari yang kita mulyakan, salah satu hari yang kita mulyakan, di dalam perikehidupan kita sebagai umat Islam ialah hari maulid nabi kita yang kita cintai. 

Dulu beberapa tahun yang lalu telah saya beritahukan pada khalayak ramai bahwa yang mula-mula mengadakan perayaan maulud nabi ialah Shalahudin, panglima perang Islam yang amat termasyhur, Panglima perang di dalam perang salib bahasa belandanya, bahasa inggrisnya “Crussade”. Dari pihak Kristen yang termasyhur panglima perangnya ialah Richard Lion Heart, Ricard Lion Heart, yang spesial dari Inggris datang ke timur untuk memimpin laskar-laskar kristen merebut kembali al Quds. 

Dari pihak Islam, panglima perangnya Shalahudin. Ya, ini, satu bukti kehebatan shalahudin dalam psikologi massa untuk membangkitkan semangat Islam sehingga berkobar-kobar kembali. Membangkitkan semangat Islam sebagai semangat perjoangan . Shalahudin memerintahkan kepada  laskarnya, kepada kawan-kawan seagama untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Jadi sebelum Shalahudin perayaan maulud nabi sebagai yang kita kenal sekarang ini, tidak ada. Hanya sesudah diperintahkan, dibiasakan oleh shalahudin maka tiap2 tahun di seluruh umat islam diadakan Peringatan Maulud Nabi. 

Nah, pada waktu saya di Kairo, sedang sibuk-sibuknya mengadakan pembicaraan dengan presiden Nasser, dengan Perdana Menteri Chou En Lai, dengan–nantinya—Presiden Ayyub Khan dari Pakistan. Sedang sibuk-sibuknya itu, saya tidak lupa ini bulan maulud, ini bulan maulud, ini bulan maulud. Kita harus mengadakan perayaan maulud nabi nanti sebaik-baiknya. Dan saya ingat, yang mula-mula memerintahkan mengadakan maulud nabi, perayaannya adalah Shalahudin.

Kebetulan saudara-saudara, Mesir atau republik persatuan arab, mempunyai satu industri film, kalau sini ya entah Perfai atau Perfi, mempunyai perindustrian film yang membuat film cerita Shalahudin itu. Hampir-hampir seperti film Metro Goldwyn Mayer *** atau hampir-hampir film Metro Goldwyn Mayer The Story of *** . Saya segera memerintahkan kepada kedutaan besar kita di Kairo untuk mempertunjukkan film Shalahudin itu di hadapan rombongan yang saya bawa dari Jakarta. Dan salah satu ruangan daripada Hotel Hilton pada satu malam dipertunjukkan film Shalahudin ini. Yang di film itu kita melihat perjuangan yang hebat daripada umat islam di bawah pimpinan shalahudin. Perjuangan umat Islam yang mengambil suri tauladan dari perjuangan Nabi kita Muhammad saw.

Memang saudara-saudara, kita sebagai umat islam harus (harus!) menganggap Muhammad itu sebagai pemimpin besar yang terbesar. Bahkan harus kita mengatakan: TIDAK ADA PEMIMPIN YANG LEBIH BESAR DARIPADA MUHAMMAD SAW!!!
(Applaus)
Ingin membuat pidato sendiri tetapi masih bingung? Butuh jasa penulisan/penyusunan pidato?
Kami sediakan jasa penyusunan pidato dengan tarif khusus

Berat merogoh kocek?

Silahkan tulis kembali teks pidato yang ada di blog ini dan modifikasi sesuai keinginan. GRATISSS!!!