Laman

Isi Pidato Akhir Tahun Presiden Suharto Pada Tahun 1969

Biro Naskah Pidato - Akhir tahun biasanya digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja setahun yang telah lalu. Begitu pula dengan jalannya roda pemerintahan. Presiden atau kepala negara biasanya akan melakukan pidato akhir tahun dengan membacakan bebrapa laporan terkait kinerja pemerintah. Tak heran jika pidato akhir tahun biasanya membutuhkan waktu pembacaan laporan yang relatif lama. Berikut Isi Pidato Akhir Tahun Presiden Suharto Pada Tahun 1969. 

PIDATO ACHIR TAHUN 1969
TANGGAL 31 DESEMBER 1969

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;

Beberapa saat lagi tahun 1969 akan kita tinggalkan; dan kita segera melangkah masuk tahun baru, 1970.

Kita mengutjap sjukur kehadirat Tuhan Jang Maha Esa, atas segala bimbingan dan lindunganNja sehingga kita semua, Bangsa Indonesia dapat melampaui tahun 1969 ini dengan selamat. Kita terus memohon, agar usaha-usaha kita dalam tahun depan--dan tahun-tahun seterusnja--tetap dilindungi dan diberkahiNja.

Pada saat-saat seperti ini, marilah kita melihat perdjalanan kita sebagai Bangsa. Saat ini kita perlu membuat penilaian: Kita nilai keadaan dan hasil-hasil jang kita tjapai pada setahun ini. Sekarang, kita djuga harus menentukan dengan djelas apa jang akan kita kerdjakan dalam tahun depan; bahkan, kita harus mengenang sedjenak dan tetap memusatkan arah perdjalanan menudju tjita-tjita djangka pandjang. Kita harus bergerak kearah tjita-tjita itu: Persatuan dan kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Negara Pantja Sila, pelaksanaan azas dan sendi Undang-undang Dasar 1945; kesedjahteraan lahir dan bathin, keadilan, kemadjuan dan ketjerdasan seluruh Rakjat Indonesia; serta tjita-tjita jang lebih luas ruang lingkupnja: tata-pergaulan-hidup-bansa-bangsa di dunia jang damai, madju, ummat manusia jang sedjahtera, bangsa-bangsa jang berdaulat merdeka dan saling harga menghargai.

Dasar dan tjita-tjita itulah, satu-satunja arah-kompas perdjalanan Bangsa kita dan sekaligus sebagai ukuran lurus-bengkoknja, madju-mundurnja gerak perdjoangan kita dalam djangka pandjang.

Kita harus berdjalan djauh untuk sampai kepada tjita-tjita itu; bahkan, sangat jauh. Oleh karena itu kita harus menetapkan dengan tepat program pelaksanaan jang lebih njata dan harus dilaksanakan dalam djangka waktu jang lebih pendek.

Djalan-djalan jang kita tempuh itu tidak selamanja lurus dan lapang.

Kita berusaha mentjapai sukses; tetapi kita djuga harus berani mengatasi kesulitan.

Kita tidak selamanja gembira; kadang-kadang merasa ketjewa dan terpaksa menderita.

Apapun jang kita hadapi dan bagaimanapun kesulitan di depan kita, kita harus melangkah madju. Bukan hanja langkah-langkah besar dan jang fundamentil sifatnja, tetapi djuga langkah-langkah ketjil dan sehari-hari, dari petani sampai pengusaha, dari pegawai rendah sampai pedjabat jang tertinggi, dari Rakjat "biasa" sampai anggota-anggota lembaga-lembaga Perwakilan Rakjat,dari pradjurit sampai Djenderal, dari buruh, seniman, tjendekiawan, ulama; pendeknja dari kita semuanja.

Ja, marilah sekarang kita lihat hasil langkah kita dalam tahun 1969 ini, tahun pertama pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun, tahun konsolidasi guna menetapkan stabilitas politik dan ekonomi, stabilitas Nasional. Dst... Karena isi pidato akhir tahun sangat panjang, berikut kami tuliskan cuplikan isi pidato, sedangkan isi lengkapnya bisa langsung dilihat pada trnskrip berikut.



Sumber: soeharto.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin membuat pidato sendiri tetapi masih bingung? Butuh jasa penulisan/penyusunan pidato?
Kami sediakan jasa penyusunan pidato dengan tarif khusus

Berat merogoh kocek?

Silahkan tulis kembali teks pidato yang ada di blog ini dan modifikasi sesuai keinginan. GRATISSS!!!